ARTIVATOR: Cafe Kekinian Ciptakan Suasana Bak Nongkrong di Museum

Foto: Gallery Room Artivator (dok. pribadi)
 

Kalau kamu pecinta seni dan hobi nongkrong, pernah nggak sih kebayang di pikiranmu bisa nongkrong di museum? Sekarang jangan cuma dibayangin, datang ke Artivator dan rasain serunya pengalaman nongkrong di museum!

Depok—Artivator, café ini membawa pengertian sesungguhnya dari hidden game. Bagaimana tidak, café yang bertempat di Kawasan Depok Lama, tepatnya di Jalan Pemuda ini bukan café biasa. Selain tempatnya yang tidak berada di jalan utama, konsep yang diusung juga super keren, yakni, café, art, and space. Membuat siapapun yang menemukan tempat ini merasa beruntung sekaligus menyesal karena tidak menemukannya lebih awal.

Coba bayangkan kamu menikmati secangkir kopi—baik sendiri, bersama teman, ataupun pasanganmu. Lalu di depanmu terdapat mesin tik tua, lukisan, atau foto-foto cantik sambil ditemani musik pop kekinian. Perpaduan yang unik, bukan? Nuansa seperti ini hanya dapat kamu temukan di Artivator.

Artivator adalah café yang disulap seperti galeri seni, memadukan suasana kafe yang santai dan museum yang elegan membuat café ini unik dengan caranya sendiri. Yang menarik adalah, Artivator menggunakan barang-barang bekas untuk pajangan sehingga menambak kesan antik dalam interiornya.

“Kita pake barang-barang yang sudah rusak, didaur ulang kembali dan dijadikan pajangan di café kita,” ucap Risfa selaku manager café.

Artivator juga memiliki banyak ruangan yang dapat dijadikan pilihan, mulai dari aoutdoor hingga outdoor. Antara lain ada ruang kaca untuk privat meeting, gallery room, hingga ruang khusus untuk grup reuni atau acara keluarga. Selain itu, Artivator juga menerima reservasi untuk lamaran dan pernikahan.

Pilihan menu di Artivator juga beragam dan harganya lumayan terjangkau. Tidak hanya dessert namun mereka juga menyajikan banyak makanan berat khas Indonesia seperti nasi kecombrang dan nasi daun jeruk. Tidak heran, selain anak muda banyak juga orang tua yang berkunjung ke Artivator.

“Kalau untuk menu favorit kita biasanya ada nasi daun jeruk sama nasi kecombrang. Tapi biasanya kalau anak muda itu paling kaya spicy dori fetucini, terus mac and cheese, pisang goreng, roti bakar kaya gitu,” ujar Risfa menjelaskan menu favorit pelanggan.

Meskipun baru buka di tahun 2019 dan sempat tutup sementara di awal pandemi, namun Artivator  tidak kehilangan taringnya dan tetap survive sampai saat ini berkat keunikannya. Hebatnya Artivator bekerja sama langsung dengan seniman-seniman prihal karya seperti lukisan maupun foto yang dipajang di dalam café.

“Dari owner kita sebenernya konsep karyanya tiga bulan sekali ganti, harusnya. Tapi karena lagi pandemi jadi belakangan msih ini-ini aja karya yang dipajangnya. Untuk stok karya sendiri kita memang kerjasama sama artist-nya, mereka biasanya yang menawarkan karyanya untuk dipajang di sini,” jelas Risfa.

 

Comments

Popular Posts