5 Langkah Sederhana untuk Membentuk Kebiasaan Baik
Apakah kamu kesulitan mengurangi kebiasaan buruk?
AIih-alih berusaha mati-matian menghilangkannya, lebih baik kamu mencoba membentuk
kebiasaan baik. Karena dengan memiliki kebiasaan baik, dengan sendirinya
kebiasaan buruk akan berkurang.
Untuk membentuknya, kamu tidak perlu melakukan langkah
besar, cukup mengerjakan hal-hal kecil saja setiap hari. James Clear dalam
bukunya Atomic Habits menyebutkan bahwa perubahan nyata dalam hidup justru
berasal dari gabungan ratusan keputusan keciI—dari melakukan push-up dua kali,
bangun lima menit lebih awal, sampai menahan sebentar hasrat untuk menelepon.
Nah, berikut ini 5 langkah sederhana yang dapat
membantumu membentuk kebiasaan baik.
1. Tentukan Kebiasaan
Pertama, tentukan terlebih dahulu ‘kebiasaan baik’ apa
yang akan kamu bentuk. Misalnya lari pagi setiap hari, membaca sebelum tidur,
minum air putih lebih banyak, berlatih gitar lebih sering, pergi ke pusat
kebugaran tiga kali seminggu, dan lainnya.
Kebiasaan baik yang akan dibentuk sebaiknya sesuai
dengan tujuan besarmu. Jika ingin menjadi penulis, maka kamu harus membangun
kebiasaan menulis setiap hari. Jika ingin jadi fotografer, maka setidaknya kamu
harus mengambil satu foto dalam sehari.
Setelah menentukan kebiasaan, selanjutnya kamu perlu menerapkan langkah-Iangkah berikut untuk membentuknya.
2. Buatlah Kebiasaan Itu Terlihat
Langkah selanjutnya ialah menjadikannya terlihat.
Misalnya, kamu ingin membangun kebiasaan membaca sebelum tidur. Maka setelah
bangun pagi, letakkan buku di tempat tidurmu. Sehingga malam harinya sebelum
tidur, kamu akan ingat untuk membaca karena melihat ada buku di tempat tidurmu.
Jika kamu ingin rajin minum air putih, isilah air di
dalam beberapa botol. Kemudian letakkan botol-botol tersebut di tempat-tempat
yang mudah terlihat, misalnya di meja belajar, di samping televisi, di dalam
tas, atau di meja kantormu.
Jika ingin berlatih gitar lebih sering. Letakkan gitar di tempat biasa kamu bersantai, bukan di tempat yang tersembunyi. Apa pun kebiasaan baik yang ingin kamu bangun, buatlah agar pemicunya terlihat setiap saat.
3. Jadikan Menarik
Kebiasaan menjadi menarik saat dikaitkan dengan
perasaan positif. Kamu bisa menciptakannya dengan mengubah pola pikir terhadap
kebiasaan yang akan dibentuk. Misalnya, kamu bisa mengubah kalimat "aku
harus lari pagi ini" menjadi "sudah waktunya meningkatkan stamina dan
berlari lebih cepat". Dengan begitu kegiatan lari pagi tidak lagi menjadi
beban.
Cara lain untuk menjadikan suatu kebiasaan menarik
ialah dengan memasangkan aksi yang ingin dilakukan dan aksi yang perlu
dilakukan. Misalnya, kamu ingin rutin membaca buku, tetapi sering terganggu
media sosial. Maka, buatlah dua kegiatan itu menjadi serangkai: setelah membaca
buku, aku boleh bermain media sosial. Artinya setiap bermain media sosial, kamu
sudah membaca buku.
Kegiatan juga menjadi menarik ketika mendapat dukungan dari orang sekitar. Carilah lingkungan yang sesuai dengan ‘kebiasaan baik' yang akan kamu bentuk. Bergabunglah dengan komunitas yang mendukung tumbuhnya kebiasaan itu.
4. Harus Mudah Dilakukan
Pada hari pertama, mungkin kamu semangat lari pagi
sejauh 10 kilometer, atau membaca selama 3 jam, atau menulis 50 halaman. Tapi
beberapa hari kemudian, semangatmu akan menurun. Hal ini dikarenakan sangat
sulit mengerjakannya setiap hari. Itulah mengapa kamu perlu menerapkan kaidah
selanjutnya; menjadikannya mudah.
Gunakanlah aturan dua menit, yang berarti kamu hanya
perlu melakukannya selama dua menit. Membaca buku satu halaman sebelum tidur.
Push up satu kali setiap hari. Lari satu keliling lapangan.
Lakukanlah dalam skala paling kecil. Dengan begitu,
kamu tidak kesulitan mengerjakannya setiap hari. Tidak ada lagi alasan menunda
apalagi tidak mengerjakan karena kamu hanya perlu melakukannya selama dua
menit.
Dalam kenyataannya, kamu pasti terus membaca meski sudah lewat dua menit. Kamu tidak mungkin push up hanya satu kali dan pasti menambah jumlahnya. Kamu tentu akan berlari lebih dari satu putaran. Apa pun kebiasaannya, dua menit pertama haruslah sangat mudah dikerjakan.
5. Terakhir, Kebiasaan Itu Harus Terasa Memuaskan
Kita lebih sering melakukan kebiasaan buruk karena
dampak langsungnya memuaskan. Merokok dapat menghilangkan stres saat itu juga,
walaupun kita tahu dampak jangka panjangnya sangat buruk. Sebaliknya, kita
lebih sulit melakukan kebiasaan baik karena dampak langsungnya tidak memuaskan.
Melakukan push up tidak membuat tubuh kita langsung berotot pada hari itu,
melainkan berbulan-bulan setelahnya.
Jadi, langkah terakhir untuk membentuk ‘kebiasaan
baik’ ialah menjadikannya memuaskan saat itu juga. Kamu bisa memberi
penghargaan pada diri sendiri setiap kali selesai mengerjakan kebiasaan baik
itu. Misalnya, kamu boleh menonton televisi setelah menulis sekian halaman.
Kamu boleh bermain game setelah membaca buku. Kamu boleh membuka media sosial
setelah berlatih gitar.
Dengan begitu, kamu akan merasa puas. Buat juga
kalender kebiasaan. Coretlah tanggal hari itu setelah kamu selesai melakukan
‘kebiasaan baik’ tersebut. Beri penghargaan pada dirimu sendiri secara berkala,
misalnya setiap minggu atau setiap bulan.
Nah, itulah 5 langkah sederhana untuk membentuk
kebiasaan baik dalam hidupmu. Langkah-Iangkah di atas juga bisa digunakan untuk
mengurangi kebiasaan buruk, yaitu dengan mengerjakan sebaliknya: Pertama,
tentukan kebiasaan buruk yang ingin dikurangi. Kemudian menjadikannya tidak
terlihat, menjadikannya tidak menarik, menjadikannya sulit, dan menjadikannya
mengecewakan.
Comments
Post a Comment