Ciptakan Wayang Daun, Inilah Usaha Zak Sorga Lestarikan Lagi Kesenian Tradisi ke Masyarakat Depok
Usaha melestarikan kesenian tradisional dari
perkembangan zaman, bukan perkara yang mudah. Namun, tantangan itu dapat di
jawab Zak Sorga lewat wayang daun.
Dia ternyata berhasil melestarikan kesenian Nusantara,
dan menularkannya kepada masyarakat sekitar. Yaitu kesenian wayang, yang dibuat
dengan memanfaatkan daun atau dikenal dengan wayang daun.
Keunikan wayang daun yang dibuat oleh Zak Sorga
terbuat dari daun kelapa muda alias janur. Usaha dan kegigihannya itu pun
mendapatkan perhatian dari masyarakat Kota Depok, yang saat ini mulai menyukai
seni Wayang Daun.
Dia menceritakan awal perjalanannya merintis wayang ini sejak tahun 1998, ketika ia bertemu dengan seorang dalang di wilayah Jakarta Selatan. Ia sendiri mengakui bahwa memang sangat sulit melestarikan budaya yang sudah tidak diminati masyarakat. Nah, tantangan ini juga lah yang harus Zak Sorga lalui untuk melestarikan wayang kepada anak bangsa,
Dari pertemuannya dengan sang dalang tersebut, lulusan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) jurusan keaktoran teater ini merasa tertantang. Sembari bekerja di sebuah rumah produksi sinetron sebagai penulis skenario, Zak secara diam-diam mulai mempelajari seni wayang yang sudah lama diwariskan kakeknya.Sangat sulit baginya mempelajari cara mendalang. Butuh waktu lama untuk mempelajari semua ini sampai bisa dan lancar. Terkadang, Zak bahkan sampai bergadang agar bisa lulus dan lancar jadi dalang wayang.
Lalu, pada tahun 1999, setelah Zak berhasil menguasai semua ilmu pewayangan, ia mulai kebingungan, bagaimana bisa menciptakan karya wayang yang lain daripada yang lain. Kemudian muncul ide untuk membuat wayang dari pelepah daun kelapa muda, daun yang kerap dijadikan bahan kulit ketupat. Dalam waktu singkat, lima wayang dapat dikerjakan Zak sekaligus.
Alasan ia memilih janur sebagai material pembuatan wayang, karena dirinya bisa dengan mudah menyampaikan pesan kepada mereka yang menyaksikan aksi pertunjukan wayang.
Semenjak tahun 1999 hingga 2002. Zak mulai mengenalkan
budaya tradisi yang dulunya pernah dijadikan sebagai media penyebaran agama
Islam, oleh Sunan Kalijaga itu kepada warga tempat tinggalnya.
Namun, usaha kerasnya itu tidak mulus. Banyak
rintangan yang harus dihadapi setiap kali melakoni pertunjukan. Mulai dari
tudingan masyarakat yang menilainya kerap menggangu, hingga ejekan para
tetangga yang mengatakan dirinya pria kurang kerjaan.
Tantangan itu terus dihadapinya dengan santai dan
tidak putus asa. Pada awal tahun 2003, Zak pun menuai hasil yang tidak
disangka. Kegigihannya melestarikan budaya bangsa itu mulai diterima warga di
lingkungannya.
“Tantangan itu yang saya jawab dengan usaha dan kerja
keras. Alhamdulilah, sekarang semua menyukai Wayang Daun saya ini. Semuanya
rezeki dari Sang Mahakuasa, asalkan kita mau berusaha keras,” jelasnya.
Comments
Post a Comment