Tips Sederhana Mengatur Keuangan untuk Millenial
Generasi millenial dikenal jago dalam menggunakan
teknologi (tech savy). Keseharian yang mereka lakukan tidak pernah jauh-jauh
dari smartphone yang mereka genggam. Setiap aktivitas, baik menyangkut
pekerjaan maupun di luar pekerjaan, mereka lakukan secara efektif dengan
memanfaatkan aplikasi-aplikasi canggih yang ada di smartphone.
Sayangnya, generasi yang rata-rata masih terbilang
muda ini payah dalam urusan keuangan. Gaya hidup yang kini semarak cukup
menguras isi dompet. Mayoritas generasi millenial pun terlena dibuatnya. Dengan
keyakinan You Only Live Once (YOLO), kebanyakan dari mereka mengeluarkan uang
demi bisa travelling, hangout di kafe, atau menyaksikan konser musisi yang
mereka idolakan.
Ya, sah-sah saja punya keyakinan seperti itu. Namun,
sebagai generasi yang cepat belajar, pernahkah Anda berpikir sejenak kalau
biaya untuk memenuhi kebutuhan hidup dari waktu ke waktu terus meningkat? Susah
terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan yang ada karena minimnya uang yang dimiliki
adalah kecelakaan finansial yang dialami banyak orang sekarang ini, termasuk
generasi millenial.
Lalu, bagaimana caranya agar terhindar dari paceklik finansial? Beberapa tips berikut bisa membantu Anda untuk menjadi generasi millenial yang independen secara finansial.
1. Harus Punya Tujuan dan Rencana (Goals and Planning)
Keuangan yang terencana tentu saja baik untuk kondisi
finansial. Terbukti, orang-orang yang tidak jelas dalam mengalokasikan
pendapatannya biasanya suka mengeluh kekurangan uang sebelum waktu gajian tiba.
Generasi millenial juga terperangkap dalam situasi
tersebut. Katakanlah uang gajian selain untuk belanja juga untuk tabungan atau
investasi. Namun, bagaimana komposisi alokasinya? Apakah proporsional atau
tidak?
Paling utama yang perlu dicatat adalah tentukan
terlebih dahulu tujuan finansial yang ingin dicapai. Entah itu untuk jangka
pendek ataupun jangka panjang. Dengan begitu, proporsi pengeluaran akan pas
peruntukannya.
Lalu, bagaimana menyusun rencana berupa anggaran
keuangan yang tepat guna? Formula 50/20/30 atau 50/20/30 budget menjadi cara
yang efektif dalam menyusun rencana atau anggaran keuangan. Dari pemasukan yang
dimiliki, alokasikan:
50% pemasukan untuk kebutuhan sehari-hari semisal sewa
rumah atau ongkos transportasi.
20% untuk tujuan finansial semisal tabungan,
investasi, atau pembayaran kredit.
30% untuk pemenuhan kebutuhan pribadi semisal makan di luar atau menonton di bioskop.
2. Hidup Itu Menjanjikan Jika Punya Tabungan dan
Investasi
Adanya tabungan dan investasi memberikan jaminan untuk
mewujudkan hidup yang mapan secara finansial. Beragam produk tabungan ataupun
investasi tersedia dan telah disesuaikan menurut kebutuhan, seperti tabungan
berjangka, deposito, saham, obligasi, ataupun reksa dana.
Tabungan atau investasi yang dipilih bisa dibilang
merupakan yang terbaik jika sejalan dengan tujuan finansial. Tipikal atau
karakter yang dimiliki juga turut menentukan, khususnya dalan berinvestasi.
Misalnya, Anda ingin mendapatkan return besar dari uang yang ditanam, tidak
berkurang, dan dijamin pengembaliannya bila terjadi hal yang tak diinginkan
(krisis).
Jika begitu, jangan menempatkan uang Anda dengan membeli saham. Sebab konsekuensi dari investasi saham ialah siap apabila sewaktu-waktu merugi. Lebih baik memanfaatkan tabungan berjangka dengan bunga yang menguntungkan tentunya.
3. BPJS + Asuransi = Proteksi Super
Proteksi diri kurang begitu diperhatikan secara serius
oleh generasi millenial. Menjadi anggota BPJS dianggap sudah cukup dalam
memberikan perlindungan. Tak ada salahnya punya cara pandang demikian. Namun,
alangkah baiknya proteksi diri yang Anda punya dimaksimalkan agar memberi
manfaat lebih.
Anda pasti pernah mendengar atau mendapat berita betapa ramainya antrean di rumah sakit dalam melayani pasien BPJS. Dengan menggunakan asuransi, Anda dapat terhindar dari situasi tersebut. Anda akan mendapat penanganan tanpa perlu menunggu lama.
4. Gunakan Kartu Kredit untuk Tujuan Ekonomis
Bicara soal kartu kredit, rata-rata karena kurangnya
kontrol menyebabkan alokasi pengeluaran generasi millenial terserap untuk
membayar utang kartu kredit. Tak sedikit pula generasi millenial yang enggan
memiliki kartu kredit karena takut jadi beban finansial nantinya.
Padahal, kartu kredit akan sangat membantu jika digunakan dengan bijak. Banyak keuntungan-keuntungan ekonomis yang akan diperoleh generasi millenial dari penggunaan kartu kredit. Mulai dari belanja yang bisa dilakukan dengan mencicil, pemberian diskon, cashback, sampai pemberian rewards.
5. Dana Pensiun Besar Nilainya Kalau Dipersiapkan
Sejak Muda
Banyak dari generasi millenial menunda untuk
mempersiapkan dana pensiun. Padahal, manfaat yang diberikan dana pensiun terasa
besar dengan mempersiapkannya sewaktu usia muda. Perlu diingat, besar kecilnya
dana pensiun yang diterima tergantung seberapa besar total premi yang telah
dibayarkan. Artinya, dana pensiun yang Anda terima lebih besar saat dimulai
pada usia 25 tahun ketimbang 30 tahun.
Ada sejumlah instrumen yang dapat dipilih untuk
mempersiapkan dana pensiun. Anda bisa menempatkan dana di Dana Pensiun Lembaga
Keuangan (DPLK). Atau memilih program Jaminan Pensiun atau Jaminan Hari Tua
(JHT) yang menjadi bagian dari BPJS Ketenagakerjaan. Reksa dana juga bisa jadi
pilihan demi terjaminnya masa pensiun Anda nanti. Pilihlah yang menguntungkan
bagi Anda.
Susah-susah gampang untuk melakukan yang disebutkan di atas.
Anggap saja yang dijelaskan barusan adalah perlombaan. Hadiah akan diberikan
kepada yang terus berusaha dan tak kenal kata menyerah. Asalkan semuanya
dilakukan dengan kehendak yang kuat, niscaya tantangan apapun pasti takluk.
Jadi, tanggalkan malas di dalam diri dan mulailah melangkah dengan niat yang
kuat untuk menjadi generasi millenial yang cermat berfinansial
Comments
Post a Comment