Book Review: Kajaiban Toko Kelontong Namiya

 


sumber: gramedia.com

Bagaimana rasanya jika kamu tiba-tiba terjebak dalam suatu aliran waktu, bahkan bisa berhubungan dengan orang-orang yang hidup puluhan tahun lalu? Inilah yang dialami oleh Shota, Atsuya, dan Kohei. Mereka bertiga adalah pencuri kelas teri  yang harus bersembunyi karena mobil curian mereka mogok saat mereka sedang dikejar-kejar polisi. Setidaknya, mereka harus bersembunyi sampai subuh tiba. Sebuah toko yang tampaknya sudah lama tak berpenghuni pun mereka pilih. Toko tersebut adalah Toko Kelontong Namiya.

Awalnya mereka hanya ingin bersembunyi dan tidur sampai keesokan pagi. Akan tetapi, Shota, Atsuya, dan Kohei malah mendapatkan pengalaman aneh. Ada surat-surat yang datang melalui pintu gulung toko. Surat-surat itu berisi curahan hati soal masalah yang dihadapi oleh pengirimnya. Mereka meminta saran kepada pemilik toko tersebut, yang tak lain bernama Kakek Namiya. Shota, Atsuya, dan Kohei yang menerima surat itu bingung.

Mereka bertiga pun memutuskan untuk membalas setiap surat yang masuk. Setiap surat balasan yang selesai ditulis akan dimasukkan di kotak susu. Anehnya lagi ternyata pengirim-pengirim surat tersebut adalah sosok-sosok yang berasal dari masa lalu. Ada aliran waktu yang aneh terjadi pada malam itu. Hanya satu malam itu saja.

Ketika tiga pemuda berandal bersembunyi di toko kelontong tak berpenghuni setelah melakukan pencurian, sepucuk surat misterius mendadak diselipkan ke dalam toko melalui lubang surat.

Surat yang berisi permintaan saran. Sungguh aneh.

Namun, surat aneh itu ternyata membawa mereka dalam petualangan melintasi waktu, menggantikan peran kakek pemilik toko kelontong yang menghabiskan tahun-tahun terakhirnya memberikan nasihat tulus kepada orang-orang yang meminta bantuan. Hanya untuk satu malam.

Dan saat fajar menjelang, hidup ketiga sahabat itu tidak akan pernah sama lagi.

Novel yang sudah pernah difilmkan ini sungguh menghangatkan hati. Awalnya mungkin kita akan merasa setiap tokoh tidak saling berhubungan. Namun, siapa sangka ternyata masing-masing tokoh saling berpengaruh dan berdampak pada tokoh lainnya. Belum lagi dengan peralihan waktu dan keajaiban yang terjadi pada malam itu, semakin mendekati akhir cerita kita makin dibuat takjub dan terkejut.

Ceritanya tidak membosankan sama sekali. Sudut pandang yang dihadirkan dalam novel ini pun membuat kita terus penasaran dengan kehidupan setiap tokohnya. Masing-masing kisah saling bersinggungan satu sama lain. Kita akan dibawa ke masa lalu, masa kini, dan masa depan selama membaca jalinan ceritanya. Menyinggung soal Olimpiade 1980 dan perjalanan grup The Beatles juga.

Terjemahan novel ini juga sangat bagus. Pelajaran hidup yang disuguhkan oleh penulis juga sangat menyentuh. Dari awal cerita hingga akhir cerita, kita akan diajak mengikuti rangkaian cerita yang menyentuh. Kadang dalam menghadapi suatu persoalan kita sebenarnya sudah tahu jawabannya atau jalan keluarnya. Hanya saja kita masih perlu penegasan atau dorongan dari orang lain untuk bisa membuat pilihan yang lebih matang. Benar adanya bahwa kata-kata bisa memberi pengaruh yang sangat kuat pada diri dan kehidupan seseorang.

Bila suka dengan genre fantasi, perjalanan lintas waktu (time traveling), serta kisah inspiratif, novel ini sangat cocok untukmu. Topik tentang persahabatan, keluarga, dan cinta juga sangat kental di novel ini. Keajaiban Toko Kelontong Namiya menghadirkan pengalaman membaca yang tak akan pernah terlupakan.

Comments